Aceh Tenggara | silet-news.com ~~ Terjadinya banjir dan banjir bandang setiap tahunnya dan bahkan hingga hari ini terjadi di 14 Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara disebabkan karena curah hujan yang tinggi. Penyebab utamanya adalah pembalakan liar dimasa lalu yang menyebabkan hutan-hutan sudah pada gundul, karena setiap banjir dan banjir bandang kita selaku melihat kayu-kayu gelondongan dengan berukuran yang besar dengan jumlah yang banyak menerjang dan memporak-porandakan rumah-rumah warga serta membuat jembatan tersumbat dan akses jalan raya terputus, demikian dikatakan Azinawawi, ST Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Corruption Investigation Committee (CIC) Provinsi Aceh kepada awak media ini melalui sambungan telepon, Sabtu 25/11/2023.
Ketua CIC Provinsi Aceh itu lebih lanjut mengatakan, banjir di musim penghujan membuat Kabupaten Aceh Tenggara sering sekali terkena banjir dan banjir bandang. Efek banjir bukan hanya menyebabkan air naik ke permukaan, tetapi juga bisa menyebabkan daerah aliran sungai terkena abrasi akibat derasnya gerusan air sungai sehingga menimbulkan efek longsor dan air bah. Untuk menghindari hal tersebut, Pemerintah Pusat melalui Bandan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara harus segera berupaya mengendalikan bencana banjir yang setiap tahunnya terjadi di musim penghujan dengan menanam Rumput Vetiver, ujarnya.
Pemerintah harus secepatnya menanam Rumput Vetiver di daerah hulu sungai Kali Alas, hulu sungai Kali Bulan, dan dihulu-hulu sungai-sungai yang rawan terjadinya banjir dan banjir bandang karena hutan-hutan di Kabupaten Aceh Tenggara sudah pada gundul karena pembalakan liar puluhan tahun. Penanaman Rumput Vetiver itu dilakukan sebagai upaya untuk menangani hutan-hutan yang kritis tersebut dan yang paling penting untuk mencegah tanah longsor dan banjir bandang, tegas Ketua CIC Provinsi Aceh itu.
Menurut Azinawawi, ST, Rumput Vetiver dapat menahan tanah longsor, akarnya meresap air dan mengendalikan abrasi sekitar aliran sungai. Rumput Vetiver merupakan jenis rumput dengan akar yang menyebar dan memiliki kekuatan untuk dapat mempertahankan lapisan tanah atas akibat gerusan air yang mengalir di sungai. Rumpur vetiver diklaim dapat mengatasi longsoran tanah sekaligus menyehatkan kembali kondisi struktur tanah dan bisa mengembalikan kualitas air tanah.
CIC Provinsi Aceh meminta kepada Pemerintah Pusat melalui BNPB agar secepatnya dilakuan penanaman Rumput Vetiver secara besar-besaran agar ditahun-tahun yang akan datang tidak terjadi lagi banjir dan banjir bandang yang menghilangkan nyawa manusia, merusak banyak rumah-rumah warga dan telah merusak ratusan hektar lahan pertanian masyarakat di Kabupaten Aceh Tenggara, pungkas Azinawawi, ST, Ketua DPW CIC Provinsi Aceh mengakhiri keterangannya.
Ditempat terpisah, awak media ini mengkonfirmasi Jarwansah, S.Pd, MAP, MM, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Jarwansah, setuju di Kabupaten Aceh Tenggara segera ditanami Rumput Vetiver.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB itu menambahkan, bahwa manfaat Rumput Vetiver selain sebagai penahan banjir dan tanah longsor, juga bisa berfungsi sebagai tanaman yang mengikat sedimentasi tanah. Akar yang dimiliki tanaman tersebut menghujam ke dalam tanah hingga sekitar 6 meter, sehingga akar tersebut bisa mengikat unsur yang berada di sekitarnya termasuk pergerakan tanah.
Tak hanya sebagai penghalau banjir dan penahan longsoran tanah, Rumput Vetiver juga memiliki kemampuan untuk menyerap karbondioksida yang terdapat di udara, sehingga tanaman tersebut memiliki kemampuan untuk menjernihkan udara serta membuat udara di sekitar tanaman Vetiver menjadi lebih bersih dan sehat.
Menurutnya, rumput tersebut bisa tumbuh dengan cepat, dengan rata-rata pertumbuhan akarnya sekitar 12 centi meter per bulan. Rumput Vetiver memiliki cara kerja bernama Vetiver Sistem, rumput itu sendiri berfungsi sebagai tolak ukur dalam konservasi tanah dan air, kendali sedimen, stabilisasi tanah hingga rehabilitasi serta fitoremediasi yang sangat sederhana, praktis, mudah pelaksanaannya, dan sangat efektif. Karena vegetatif, Vetiver Sistem tentu saja ramah lingkungan.
Rumput Vetiver memiliki akar yang sangat dalam, bisa mencapai 6 meter dan masif mengikat tanah menyebabkan rumput tersebut sangat sulit untuk dihanyutkan oleh arus yang sangat deras. Akarnya yang dalam sekali dan cepat tumbuh juga membuat vetiver sangat toleran terhadap kekeringan dan sangat cocok untuk stabilisasi lereng curam, kata Jarwansah mengakhiri. [Amri Sinulingga]