Mangrove Nafas Kehidupan Masyarakat Pesisir

Foto : Zikri Alamsyah – Mahasiswa Prodi KSDA Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

Pangkalpinang- Siletnews.com,
Wilayah pesisir merupakan daerah yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas kehidupan seperti kawasan pertambakan, perikanan, transportasi, pariwisata dan kegiatan lainnya.

Banyaknya kegiatan yang dilakukan pada daerah pesisir akan menimbulkan berbagai permasalahan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan. Salah satu bentuk ekosistem yang memegang peranan penting di kawasan pesisir Indonesia adalah ekosistem mangrove.
Hutan mangrove umumnya ditemukan hampir di seluruh wilayah pesisir dan laut Indonesia yang memiliki hubungan langsung terhadap pasang surut air laut di sepanjang pesisir.

Hutan mangrove berperan sebagai salah satu penunjang perekonomian masyarakat pesisir. Secara ekologis, hutan mangrove juga memiliki banyak fungsi yaitu sebagai habitat biota laut, perlindungan wilayah pesisir dan pantai, penyerapan karbon, pencegah terjadinya abrasi dari berbagai ancaman sedimentasi, pemecah gelombang, dan tempat pemijahan bagi ikan yang hidup di laut bebas.
Kini kerusakan mangrove masif terjadi akibat dari aktivitas manusia demi menunjang perekonomian yang berkelanjutan.
Jika berkaca pada daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hutan mangrove terdegradasi oleh pertambangan timah dan alih fungsi hutan mangrove menjadi areal tambak udang.
Hal ini menjadi pemicu utama konflik antara manusia dengan satwa liar seperti buaya muara.
Sebagian kecil Buaya muara berhabitat di sekitaran muara sungai dekat dengan laut.

Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA] Sumatera Selatan Wilayah Bangka Belitung, angka konflik manusia dengan buaya muara di Bangka Belitung sejak 2016 hingga 2022 mencapai 115 kasus.
Dilaporkan, sebanyak 26 orang meninggal dan 102 orang terluka.
Kebencanaan ini dapat ditanggulangi jika ekosistem hutan mangrove tetap hijau dan kenanekaragaman hayati di dalam nya tetap terjaga dan lestari.
Terlepas banyaknya problematika yang ada pada kerusakan lingkungan, masyarakat perlu bersinergi dan bahu-membahu bersama pemerintah sebagai pemangku kebijakan yang ada untuk terus mewadahi dan mendukung rakyatnya dalam upaya pelestarian mangrove sebagai garda terdepan pencegahan abrasi air laut dan pemecah ombak serta penyuplai karbon terbesar di dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *