KRISIS IDENTITAS GADGET DAN REMAJA DI ERA DIGITALISASI

Penulis : Yuli SV

Hallo Smart people,

Sedikit paradigma /sudut pandang saya tentang Kenakalan remaja di era informasi dan modern saat ini. Apabila dalam tulisan ini terdapat kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf, saya hanya Jurnalis junior yang jauh dari kata sempurna.

Semoga dengan tulisan ini kita semua dapat segera merubah mindset/ pola pikir kita dengan pengaruh smartphone dan menjadi smart people.

Kita mulai,

Saat ini kita hidup di zaman millenial, dimana teknologi sudah memasuki sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Begitupun hal nya dengan generasi muda saat ini yang tidak lepas dari sosial media.

Menurut Ditjen Dukcapil Kementrian Dalam Negeri merilis data terbaru di tahun 2022, menyebutkan 275.3 juta Jiwa jumlah penduduk di Indonesia. Tercatat 191 juta yang aktif diberbagai media sosial, mulai dari facebook, Instagram, twitter,telegram, dan akun sosial media lainnya.

Ini berarti sekitar 84,3 pengguna internet di Indonesia sudah menggunakan media sosial.

Membahas tentang krisis identitas gadget dan remaja di media sosial sudah tidak asing lagi di telinga kita, di era globalisasi, teknologi semakin maju, yang mana setiap orang tergantung pada gadget terutama sebagai sarana untuk mendukung aktivitas-aktivitas kerja. Dengan kemajuan teknologi  diharapkan memudahkan aktivitas manusia bukan malah menimbulkan efek buruk seperti kenakalan remaja, penyalahgunaaan teknologi, dan kecanduan menggunakan teknologi secara berlebihan.

Saat ini banyak remaja yang menggunakan sosial media, namun mereka menggunakannya tidak secara bijak dan bermanfaat. Misalnya, menggunakan sosial media untuk melihat,menonton situs-situs porno, menyebarkan kebencian/berita bohong yang biasa kita sebut berita hoax terhadap seseorang.

Smart People, sudah dibayangkan ya bahaya dari penyalahgunaan sosial media ?

Nah, Apa sih faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dalam menggunakan teknologi ?

Yang pertama kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial, kedua kurangnya kedisiplinan yang diterapkan orang tua pada anak, ketiga faktor lingkungan yang kurang baik yang membawa mereka ke dalam hal negatif dan berbagai faktor lainnya.

Jika disimpulkan, Kenakan remaja yang ada saat ini yaitu kurangnya perhatian serta pengawasan orangtua.

Smart People,

Selain disebutkan diatas, bahaya gadget juga memicu efek samping, seperti meningkatkan risiko depresi, gangguan kecemasan, sulit fokus, kepribadian bipolar, psikosis, dan prilaku bermasalah lainnya. Banyak banget kan bahaya nya ?

Smart people, sebenarnya dampak dari gadget (gawai) dan sosial media bukan hanya dari segi negatif melainkan juga ada sisi positinya. Apa saja ? Misalnya, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, mempermudah komunikasi, sebagai media hiburan dikala pekerjaan numpuk, memperluas jaringan sosial, mempercepat  pekerjaan, dan bisa juga sebagai penunjang bagi smart people mencari cuan.

Dalam era digitalisasi saat ini, tentu kita juga melihat hal-hal yang pengaruh terhadap kehidupan.

Sebagai contoh banyak disekitar kita menjumpai remaja-remaja bahkan orang dewasa joget-joget tiktok ditempat umum tanpa rasa malu, bergaya bukan sebagai kodratnya. Laki-laki  bergaya seperti perempuan, begitupun sebaliknya. Dan juga kita sering melihat tontonan di televisi dengan siaran yang tidak mendidik dan tidak berbobot. 

Jika kita flashback, istilah millenial pertama kali diciptakan pada tahun 1991 oleh  Neil Howe dan William Strauss yang menyebutkan “ Kebanyakan millennial menghabiskan 85 persen waktunya untuk menggunakan gadget(gawai)’’.

Dari tahun 1991, hingga tahun 2022 berarti 31 tahun silam yang disampaikan oleh pencetus pertama kali istilah Generasi millennial terbukti pada masa kini di zaman yang modern dan kita bergantung pada gadget.

Bagaimana cara kita mengatasi krisis identitas diri pada remaja atau Identity Crisis Of Adolescences yang disebabkan oleh keseringan menghabiskan waktu dalam bermain gadget ?

Yang pertama ialah mulai melakukan hal-hal positif baik dalam akademik/non akademik, disekolah maupun diluar aktivitas sekolah, kedua temukan passion hidup, ketiga batasi penggunaan gadget, belajar seimbangkan waktu, perkuat pengetahuan ilmu agama, dan lakukan me time/ meditasi atau biasa juga disebut dengan remaja zaman sekarang dengan sebutan healing, dan kegiatan positif lainnya.

Smart people,

Tulisan ini saya buat untuk sedikit menjadikan acuan serta berpikir smart people semuanya, agar dapat memandang ini serius serta membantu smart people dalam memilah hal-hal yang dapat berdampak buruk pada smart people semuanya di era digitalisasi dan modern dilingkungan kehidupan kita bermasyarakat saat ini.

Jadilah smart people, serta generasi millennial yang cerdas,ber attitude, dan melek digitalisasi.

Penulis : YULI SV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *