Polri Ungkap Peran Terduga Teroris Jaringan JI di Batam dan Sumut

SiletNews.com  – Empat tersangka kasus terorisme yang ditangkap di Batam pada Kamis (16/12), terlibat membantu pendanaan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) melalui Syam Organizer.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan tiga tersangka dengan inisial AG, WF, dan YU terlibat dalam organisasi penggalangan dana Syam Organizer. Sementara tersangka teroris dengan inisial MU, berperan sebagai koordinator di Riau.

“AG ini, mantan Ketua Syam Organizer periode tahun 2021, sampai akhirnya dibubarkan. Pernah juga selaku koordinator Syam Organizer Kepri dalam kegiatan Syam Organizer Pusat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/12).

Ramadhan mengatakan AG juga sempat mengikuti rakernas Syam Organizer di Yogyakarta sebagai perwakilan dari Kepulauan Riau. Sebagai koordinator Kepri, kata Ramadhan, AG ikut membantu finansial program Khidmad pada saat situasi JI darurat.

Sementara untuk tersangka WF, tercatat pernah menjabat sebagai Sekretaris Syam Organizer periode pada 2016. WF juga menduduki posisi Bendahara Syam Organizer sejak 2018 sampai 2021.

Sedangkan tersangka YU tercatat pernah mengikuti rakernas di Yogyakarta dengan jabatan sebagai mantan Ketua Syam Organizer periode 2018-2020.

“Juga sebagai perwakilan menyerahkan uang 80 juta kepada DS (telah ditangkap) Bendahara Syam Organizer Pusat di Kantor Pusat Yogyakarta,” ujarnya.

Kemudian untuk tersangka terakhir yakni MU, merupakan Koordinator Daerah Kepulauan Riau. Selain itu, Ramadhan mengatakan, MU juga merupakan alumni pondok pesantren Ngruki Solo yang terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah.

“Pernah datang atas undangan Ust. AK, JI Sumatera Utara dalam rangka pembahasan tentang perkembangan dakwah dan perekrutan JI di wilayah Riau,” ujarnya.

Peran Tersangka Teroris di Sumut

Sementara itu, sembilan tersangka terorisme yang ditangkap di Sumut pada Kamis lalu, diduga terlibat pengkaderan hingga pengamanan Daftar Pencarian Orang (DPO) bagi kelompok jaringan teroris JI.

Ahmad Ramadhan mengatakan sembilan orang terduga teroris itu ditangkap berbarengan dengan penangkapan satu teroris di Sumatera Selatan dan empat teroris di Batam, Kepulauan Riau.

Ramadhan mengungkapkan, inisial kesembilan tersangka tersebut merupakan MNA, ASJ, DCL, SU, SW, TMH, NG, ISS, dan MS.

Ihwal peran masing-masing tersangka dalam jaringan JI, ia mengatakan,tersangka dengan inisial MNA dan ASJ memiliki peran sebagai Dewan Pengawas atau Pembina di Yayasan Ibnu Jauzy atau nama lain dari Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA).

Sebelumnnya, polisi menetapkan LAZ BM ABA sebagai sebuah yayasan amal yang sengaja didirikan untuk pendanaan bagi jaringan teroris JI.

“MNA sudah diamankan merupakan pembina Yayasan Ibnu Jauzy, nama lain dari LAZ BM ABA.ASJ sudah diamankan, [perannya] Dewan Pengawas/Pembina ABA Sumut, pendiri Yayasan Ibnul Jauzy,” ujarnya.

Untuk tersangka dengan inisial SU, kata dia, memiliki peran keterlibatan sebagai Pimpinan Komando untuk Wilayah Sumbagut JI.

Sedangkan tersangka dengan inisial DCL, SW, TMH, dan ISS memiliki peran dalam organisasi Akademi Pendidikan dan Kaderisasi-Rekrutmen yang bernama Adira Bukhari di Sumut. Rinciannya, DCL dan SW sebagai Sekretaris organisasi sementara TMH dan ISS sebagai pembimbing di Adira Bukhari.

Sementara itu, dua tersangka lainnya dengan inisial NG dan MS memiliki peran untuk mengamankan mereka-mereka yang masuk dalam DPO kepolisian.

“NG sudah diamankan, penghubung dan mengamankan DPO/Matlubin/pelarian kasus tindak pidana terorisme. MS, anggota Tholiah (pengamanan Para DPO),” pungkasnya.

Sebelumnya, polisi juga menangkap total lima tersangka teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di kawasan Lampung dan Sumatera Selatan. Empat tersangka bertugas untuk mengamankan buron teroris lain yang dikejar oleh aparat.

Penangkapan dilakukan usai kepolisian mengembangkan perkara pasca amir atau pimpinan tertinggi JI, Para Wijayanto ditangkap pada 2019 lalu di Bekasi. Selain itu, Densus juga melakukan penangkapan besar-besaran kepada jaringan JI di wilayah Lampung pada November 2020.

JI merupakan organisasi militan teroris yang berada di kawasan Asia Tenggara. Kelompok ini merupakan dalang dari peristiwa Bom Bali 1 dan 2, serta sejumlah aksi teror lain dalam dua dekade terakhir.

Source : cnnindonesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *